Di artikel kami kali ini akan membahas 5 Tips Memilih Sepeda khususnya untuk sepeda gunung/MTB bukanlah hal sepele. Begitu saat memasuki toko sepeda ada beragam pilihan yang akan membingungkanmu. Tanpa pengetahuan yang memadai tentang sepeda bisa-bisa kita membeli sepeda tidak sesuai dengan fungsinya. Bagi yang berkantong tebal, salah memilih sepeda tentunya bukan suatu masalah yang patal. Tapi bagi mereka yang harus menabung sedikit demi sedikit untuk membeli sepeda, salah memilih sepeda saja itu akan menjadi masalah yang sangat patal.
Jangan membeli sepeda hanya karena menyukai bentuknya, tapi prioritaskan pada fungsi sepeda dan kebutuhan kita. Tentukan dahulu penggunaannya untuk apa. Jangan sampai salah setting. Misalnya, ingin bike to work dengan jarak dari rumah ke kantor 40 km tapi yang dibeli sepeda BMX atau mau ke gunung tapi yang dibeli city bike. Lebih sempit lagi, dalam dunia MTB misalnya, sepeda cross country dipakai untuk downhill atau sepeda downhill dipakai dirtjump. Ada kasus frame patah karena dipaksa bermain downhill.
Apa saja sih Tips Memilih Sepeda?
1. Tentukan Dahulu Anggaran Belanja Sepeda Kamu
Agar tidak salah dalam menentukan pilihan, sebaiknya tentukan dahulu budget belanja sepeda kamu, baru kemudian kamu bisa mencari sepeda yang sesuai dengan anggaran yang kamu miliki. Jika budgetnya cuma Rp. 800.000,- carilah sepeda seharga itu atau dibawah harga itu. Jangan mudah tergiur dan kebablasan membeli sepeda di atas budget yang telah disiapkan tadi. Nanti yang dirumah bisa marah-marah karena jatah bulanannya berkurang.
2. Mau Beli Jadi atau Merakit?
Di tips memilih sepeda selanjutnya kamu bisa membeli sepeda gunung dengan dua cara yaitu, cara perama kamu bisa membeli sepeda gunung dalam bentuk sepeda jadi (fullbike) cara kedua kamu bisa membeli sepeda gungung dengan cara rakitan yang komponennya kita tentukan sendiri. Sebagai pemula mana yang harus dipilih? Beli jadi atau merakit? Itu adalah pilihan anda sendiri.
Pilihan pertama, membeli fullbike berarti tinggal datang ke toko pilih lalu bayar dang bisa langsung dipakai. Mudah sekali jika kamu tak mau repot atau bersepeda bagi kamu hanya sekedar untuk berolahraga dan sarana transportasi altenatif, maka membeli sepeda fullbike sangat cocok. Namun membeli fullbike juga membuat sepeda kita kurang memiliki nilai personal, karena pasti tidak sedikit orang lain memiliki sepeda yang sama dengan milik kita.
Pilihan yang kedua, sepeda rakita. Ada yang betul-betul merakit sendiri dari A-Z, tapi ada pula yang dirakitan oleh toko namun komponennya pilihan sendiri. Persis seperti membeli komputer rakitan dong. Membanggun sepeda sendiri jelas lebih merepotkan bukan? Tapi kelebihannya, sepeda rakita memiliki nilai kepuasan tersediri bagi pemiliknya karena speknya sesuai dengan ke inginan dan pas dengan gaya pribadi. Faktor yang harus diperhatikan dalam merakit sepeda itu sendiri adalah kita harus faham kecocokan dari masing-masing komponen. Membeli sepeda secara rakitan kerenanya keurang disanrankan bagi pemula. Para pemula yang ingin merakit sepeda sendiri sangat disarankan untuk mengajak pesepeda yang lebih senior agar tidak salah memilih komponen.
Untuk masalah kualitas sebetulnya sama saja baik akan membeli sepeda yang fullbike maupun sepeda rakitan. Akan tetapi untuk masalah harga, dengan tingkat komponen setara, biasanya sepeda fullbike lebih murah. Kenapa? Karena sepeda fullbike diproduksi secara masal, sehingga bisa menekan biaya produksi. Kecuali bila kita merakit sepeda dengan memakai frame bajakan (generik), maka harga sepeda rakitan menjadi lebih murah. Yang dimaksud frame bajakan adalah frame sepeda gunung dengan merk terkenal (misalnya Specialized, Schwinn, Kona, dll) akan tetapi sebenarnya bukan buatan pabrik tersebut. Frame bajakan atau populer dengan istilah generik ini datang dari Taiwan, negeri produsen sepeda terbesar didunia. Harga frame bajakan saja bisa mencapai Rp. 1.500.000,- apalagi dengan frame aslinya?
3. Hardtrail atau Full-Suspension?
Sepeda gunung ada yang dilengkapi suspensi depan saja (hardtail), ada juga yang sekaligus harus kamu memiliki di tips memilih sepeda itu sendiri yaitu suspensi depan dan belakang (dual supension/full suspension) atau populer dengan istilah fulsus. Jika kita baru memulai hobi ini, mana yang harus dipilih?
Ketika menanyakan hal ini biasanya para pemula akan disarankan memulai dengan hardtail. Alasannya antara lain agar para pemula terlebih dulu membiasakan diri dengan sepeda yang lebih ringan, efisien dalam mengayuh, mudah dalam pengendalian dan sederhana dalam perawatan. Setelah jam terbang dengan hardtail cukup banyak, barulah dapat beralih ke fulsus.
Saran ini sekarang mungkin sudah kurang relevan lagi, meskipun juga tidak salah. Mengapa? Karena, saat ini telah banyak sepeda fulsus yang memiliki performa dan efisiensi mendekati hardtail. Terutama pada sepeda ‘kelas atas’. Jadi, bila bujetnya memang sudah tersedia, tidak ada salahnya langsung mencoba fulsus. Begitu pula bagi orang-orang yang baru memulai bersepeda di usia 30-an ke atas, memilih fulsus akan membuat bersepeda menjadi lebih nyaman.
Tentunya, yang dipilih bukan fulsus ‘asal jadi’ dengan efek bobbing besar (biasanya produk Cina atau produk lokal dengan harga di bawah 2juta), karena justru akan menyengsarakan dan jangan-jangan malah akan membuat kapok bersepeda. Efek bobbing adalah rantai mengendor dan mengencang akibat gerakan suspensi belakang, membuat kayuhan menjadi berat dan energi kamu terbuang percuma. Ciri khas fulsus seperti ini adalah framenya terbuat dari besi, sistem suspensi belakangnya single pivot, dan drivetrainnya 18 speed.
Tetapi satu hal yang pasti, tips memilih sepeda untuk pemula yang baru pertama kali membeli MTB, belilah sepeda cross country terlebih dahulu. Baik hardtail maupun fulsus. Jangan membeli sepeda freeride, apalagi downhill.
4. Klasifikasi Sepeda Gunung Berdasarkan Fungsi
Sebelum membeli sepeda, kita harus tahu pembagian sepeda gunung berdasarkan fungsinya. Setidaknya ada 5 jenis sepeda gunung jika dikelompokkan berdasar fungsinya, yaitu:
a. Cross country (XC)
Dirancang untuk lintas alam ringan hingga sedang. Didesain agar efisien dan optimal pada saat mengayuh dan menanjak di jalan aspal hingga jalan tanah pedesaan. Sangat disarankan bagi pemula yang ingin memulai bermain MTB.
b. All mountain (AM)
Dirancang untuk lintas alam berat seperti naik turun bukit, masuk hutan, melintasi medan berbatu, dan menjelajah medan offroad jarak jauh. Keunggulan all mountain ada pada ketahanan dan kenyamanannya untuk dikendarai. Namun kurang efisien dipakai pada medan tanjakan yang panjang dan curam. Hampir semua sepeda AM bertipe full-suspension.
c. Freeride (FR)
Dirancang untuk mampu bertahan menghadapi drop off (lompatan) tinggi dan kondisi ekstrim sejenisnya. Bodinya kuat namun tidak secepat dan selincah all mountain karena bobotnya yang lebih berat. Kurang cocok untuk dipakai jarak jauh dan sangat tidak cocok untuk tanjakan.
d. Downhill (DH)
Dirancang agar dapat melaju cepat, aman dan nyaman dalam menuruni bukit dan gunung. Mampu menikung dengan stabil pada kecepatan tinggi dan selalu dilengkapi suspensi belakang untuk meredam benturan yang sering terjadi. Sepeda DH tidak mengutamakan kenyaman mengayuh karena hanya dipakai untuk turun gunung. Sepeda downhill juga lebih mengacu pada lomba, sehingga yang menjadi titik tekan dalam perancangannya adalah bagaimana agar kuat namun dapat melaju dengan cepat. Untuk menuju ke lokasi, para downhiller tidak mengayuh sepeda mereka namun diangkut dengan mobil. Tidak efisien dipergunakan di dalam kota maupun di jalur cross country.
e. Dirtjump (DJ)
Nama lainnya adalahtrial atau urban MTB. Sepeda jenis ini awalnya didesain untuk anak muda perkotaan yang menggunakan sepeda gunung selain sebagai alat transportasi, ngebut di jalanan kota, juga digunakan untuk melakukan atraksi lompatan tinggi dan ekstrim. Fungsinya mirip BMX namun dengan bentuk yang diperbesar.
5. Lalu Bagaimana Dengan Harganya?
Sepeda gunung bisa dibeli mulai dari harga 1jutaan hingga puluhan juta rupiah. Kualitas bahan, fitur dan desainnya lah yang membedakan. Sepeda gunung seharga 1jutaan framenya masih terbuat dari besi dan hanya memiliki variasi gir 18 atau 21 speed, sedangkan yang puluhan juta berbahan serat karbon, bahan yang sama dengan pesawat terbang dan sudah 27 speed. Bagi kebanyakan orang, frame berbahan aluminium sudah mencukupi.
Sekadar saran, tips memilih sepeda seperti sudah ditulis di atas, jika bujet yang kamu punya mencukupi, jangan membeli sepeda gunung dengan harga di bawah 2 juta rupiah. Untuk pemula yang sekadar ingin bicycling for fun, sepeda seharga 2 – 3juta rupiah dengan frame aluminium dan drivetrain 24 speed sudah sangat mencukupi. Jika kamu tertarik bersepeda di jalur offroad pegunungan, lebih bijak kalau kamu menyiapkan budget minimal 5 juta rupiah. Bukan untuk gengsi, tapi demi kenyamanan dan keselamatan saat kita berada di alam terbuka. Harga tersebut adalah untuk meningkatkan drivetrain menjadi 27 speed, yang berfungsi agar kayuhan menjadi lebih efisien. Namun, bagi yang sudah kecanduan berat sepeda, sepeda seharga 10 juta rupiah pun masih dirasa kurang.
Kami merekomendasikan juga beberapa merk sepeda terbaik di Indonesia seperti Polygon, Vivacycle, United, dll. Selesai sudah 5 tips memilih sepeda, semoga bermanfaat jangan lupa untuk menshare dan like nya ya.